Masihkah ada wahyu setelah wafatnya Rasulullah Saw.? Sangat mudah untuk menjawab pertanyaan seperti ini… Tidak ada! Alasannya tidak lain karena beliau adalah nabi dan rasul terakhir! Sayangnya, tergesa-gesa dalam memberi jawaban, sering mengakibatkan kekeliruan yang kebablasan! Apalagi bila tidak didahului oleh kecermatan dan ketelitian.
Wahyu adalah rahasia antara yang memberinya dengan yang menerimanya. Substansi maupun proses penerimaan wahyu itu pun bersifat sangat rahasia. Allah berfirman: “Yang maha tinggi derajat-Nya, yang mempunyai arsyi dan yang memberi wahyu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya”. Pemberi wahyu di sini dinamakan Muhiy, sedang penerima wahyu dinamakan Muha ilaih.
Dengan demikian, maka wahyu dapat dibagi menajdi empat macam: Yang pertama dinamakan Wahyu Ilham. Contoh wahyu ilham ini seperti yang diwahyukan Allah kepada lebah untuk membuat sarang di bukit, di pohon kayu dan di tempat yang dibikin manusia. Allah berfirman :
" وأوحى ربك إلى النحل أن اتخذي من الجبال بيوتا ومن الشجر ومما يعرشون "
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia””. Pemberian wahyu ini terjadi tanpa melalui mala’ikat Jibril atau mala’ikat yang lain, melainkan secara langsung dari Allah kepada lebah.
Wahyu ilham dapat juga diberikan kepada manusia biasa yang bukan rasul, nabi ataupun wali. Contohnya ketika Allah mewahyukan kepada ibu Nabi Musa As. untuk menyusuinya. Allah berfirman :
" وأوحينا إلى أم موسى أن أرضعيه "
“Dan kami wahyukan kepada ibu Musa: “Susuilah dia””. Ini juga tanpa melalui prantara mala’ikat.
Terkadang wahyu ilham juga diberikan kepada benda-benda mati. Contohnya ketika Allah mewahyukan kepada bumi untuk bergoncang dan mengeluarkan beban-beban beratnya. Allah berfirman:
" يومئذ تحدث أخبارها بأن ربك أوحى لها "
“Pada hari kiamat, bumi menceritakan beritanya, karena sesungguhnya Tuhanmu telah mewahyukan kepdanya”.
Wahyu ilham ini belum berakhir setelah wafatnya Rasulullah Saw. Buktinya: lebah sampai sekarang masih melaksanakan apa yang diwahyukan Allah kepadanya, yakni membuat sarang di tempat-tempat yang telah disebutkan di atas. Dan bumi di hari kiamat nanti siap menerima wahyu dari-Nya untuk bergoncang dan mengeluarkan isi perutnya.
Wahyu kedua disebut dengan Wahyu Manam. Yaitu mimpinya orang shalih, dalam keadaan itu ia menerima wahyu berupa perintah ataupun kabar dari Allah, baik melalui prantara atau tidak. Mimpi ini dinamakan wahyu juga sebab adanya rahasia antara sang pemberi dengan yang menerimanya. Wahyu manam ini tidak terputus dengan wafatnya Rasulullah Saw. sebab masih banyak orang-orang shalih yang menerima wahyu berupa ilham dalam mimpi-mimpi mereka.
Yang ketiga disebut Wahyu Risalah. Ini khusus untuk para nabi dan rasul, dan inilah yang terputus setelah wafatnya Baginda Rasul Saw.
" شياطين الإنس والجن يوحي بعضهم إلى بعض زخرف القول غرورا "
“Sebagian dari setan-setan manusia dan jin mewahyukan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah untuk menipu”. Wahyu di sini maksudnya adalah waswas dan godaan setan kepada manusia. Artinya: setan juga bisa memberi wahyu. Dan wahyunya ini masih ada sampai detik ini. Tidak terputus oleh wafatnya Rasul.
Namun bukan hanya setan dapat memberi wahyu, Nabi pun lebih mampu memberikannya. Sebagaimana Nabi Zakaria As. mewahyukan kepada kaumnya untuk bertasbih setiap pagi dan petang. Allah berfirman :
" فخرج على قومه من المحراب فأوحى إليهم أن سبحوا بكرة وعشيا "
“Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya lalu mewahyukan kepada mereka: “Hendaklah kalian bertasbih di waktu pagi dan petang””.
Ternyata wahyu itu tidak seperti yang kita ketahui selama ini, yaitu sebatas antara Tuhan dengan nabi dan rasul. Tapi juga ada wahyu antara Tuhan dengan lebah, dengan bumi, dengan manusia biasa, dan dengan orang shalih dalam mimpi.
Tanda tanya yang mungkin timbul selanjutya ialah: Mengapa ketiga wahyu di atas diberikan secara langsung tanpa prantara siapapun, sementara wahyu risalah diberikan melalui prantara mala’ikat Jibril ?? Mengapa bumi, lebah dan manusia biasa dapat menerima wahyu secara langsung sementara Rasul melalui prantara? Yang menanyakan hal ini telah lupa kepada firman-Nya :
" ثم دنا فتدلى فكان قاب قوسين أو أدنى فأوحى إلى عبده ما أوحى "
“Kemudian ia mendekat dan mendekat, maka jadilah ia dekat ujung busur panah atau lebih dekat lagi, lalu Ia mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang Ia wahyukan (secara langsung dan tanpa prantara)”.
Wala haula wala quwwata illa billah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar