Perjalanan mimpi berlangsung dan terjadi tiada lain karena kekuasaan Allah yang sangat mutlak. Artinya: sebagai salah satu tanda kekuasaan Tuhan adalah: menjadikan manusia dapat melihat dengan mata tertutup, dan dapat mendengar dengan telinga yang sedang non-aktif (tidur)… Manusia dapat merasakan tanpa indra apapun… bahkan dapat melihat hal-hal di luar akal dan memahami, mengingat dan menghafalnya dengan baik. Semua ini adalah tanda kekuasaan sang pencipta (Allah Swt.) yang tidak selalu disadari oleh setiap hamba.
Terkadang mimpi itu merupakan sebuah isyarat atau petunjuk yang bertujuan mengingatkan atau menggambarkan keadaan ataupun nasib seseorang… dan biasanya petunjuk mimpi itu berlawanan dengan kenyataan, contohnya: mimpi bersetubuh dengan ibu, konon berarti tahun itu ia akan melaksanakan ibadah haji !! dari itu Allah Swt. telah mengaruniai sebagian hamba-hamba-Nya kepandaian dalam membuka tabir mimpi dan mendeteksi makna-makna yang tersirat di balik jendela mimpi. Mereka itu adalah para penafsir mimpi.
Tafsir mimpi adalah salah satu disiplin ilmu yang diajarkan oleh Allah Swt. kepada sebagian hamba-hamba-Nya. Ilmu tafsir mimpi ini dalam al-Qur’an disebut dengan Ta’wilul-Ahadits… Allah berfirman :
" رب قد آتيتني من الملك وعلمتني من تأويل الأحاديث "
Dengan demikian maka alat sang penafsir untuk menafsirkan mimpi adalah Qur’an, Sunnah dan ada satu lagi alat terpenting, yaitu: al-Farasah !! al-Farasah adalah firasat hati yang tepat… Artinya: seorang penafsir mimpi harus menatap sebuah mimpi dengan tatapan tajam serta memandang orang yang mimpi dengan mata hati yang jujur dan penuh kebijaksanaan. Tidaklah baik bila penafsiran mimpi dilaksanakan via telpon, surat, buku ataupun yang lain. Haruslah face to face !! karena alat terpenting untuk menafsirkan mimpi adalah: al-Farasah sebagai tatapan cahaya Ilahi !! Rasul Saw. bersabda :
" اتقوا فراسة المؤمن فإنه ينظر بنور الله "
Mengapa harus dengan al-Farasah? Kondisi orang yang mimpi perlu diperhatikan dengan baik, sebab boleh saja dua orang atau lebih memimpikan hal atau kejadian yang sama, namun apakah artinya juga sama ?!? Tentu akan berbeda sesuai keadaan masing-masing, di situlah firasat sang penafsir akan difungsikan dan tatapan hatinya yang bersih mulai dimainkan untuk maslahat setiap orang.
Disamping itu juga, penafsiran mimpi itu tidak akan terus menetap dan membeku, ia tidaklah permanen, melainkan mimpi yang satu dapat ditafsirkan dengan ribuan bahkan jutaan makna sesuai situasi dan kondisi manusia serta keadaan dunia dari masa hingga masa, ia pun berkembang mengikut perkembangan zaman dan makan… Dari itulah Allah menyebut mimpi dalam al-Qur’an dengan istilah al-Ahadits yang berakar dari kata hadits yang artinya: suatu hal yang baru. Maknanya: mimpi itu berikut tafsirannya tidaklah tetap, melainkan terus berkembang dan membaru dari waktu ke waktu, dari tempat ke tempat, dan dari manusia ke manusia (dari keadaan ke keadaan lainnya).
Mimpi, baik ataupun buruknya, tidak baik diceritakan kepada semua atau sembarang orang, agar terlepas dari ucapan-ucapan ataupun komentar-komentar yang sekiranya tidak benar dan dapat menggelisahkan. Memanglah tidak semua mimpi mempunyai arti, terkadang sebagian mimpi hanyalah kembang tidur, namun terkadang pula mimpi itu perlu disikapi dengan cukup serius. Dan solusi satu-satunya adalah: mengadu ke ahlinya, bukan ke siapa saja !! bukan pula ke buku Ibnu Sirin ataupun primbon Jawa !!
Kesimpulan dari catatan singkat ini adalah :
- Mimpi adalah salah satu tanda kekuasaan Tuhan karena manusia dapat melihat, mendengar dan merasakan tanpa indra apapun, semua indra tidak aktif. Sama halnya dengan orang yang sudah mati, ia masih dapat melihat, mendengar dan merasakan tanpa bernafas sekalipun.
- Ada mimpi yang sekedar kembang tidur dan ada pula yang mempunyai makna tertentu.
- Mimpi tidak baik diceritakan ke semua atau sembarang orang.
- Memperhatikan perkembangan psikologi manusia dari masa hingga masa, maka untuk menafsirkan mimpi tidak tepat bila hanya merujuk kepada buku-buku para pendahulu.
- Penafsiran mimpi via sms, telpon, surat, televisi, buku atau yang lain adalah metode penafsiaran yang kurang tepat, harus face to face dengan sebab yang sudah diterangkan di atas.
- Untuk mengetahui tafsir mimpi, harus mengadu kepada ahlinya, bukan ke sembarang orang atau ke sembarang kertas.
- Penafsir mimpi yang benar-benar ahli adalah mereka yang ahli al-Qur'an, ahli al-Sunnah dan ahli al-Farasah. Bukan siapa saja, karena akibatnya akan fatal dan hanya menambah gelisah.
- Dan lain-lain.
Minggu, 11 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar