Apa itu Makrifat / Makrifatullah? Dan bagaimana usaha kita untuk mencapainya? Apakah thariqah adalah sarana untuk meraih Makrifatullah ???? Makasih sebelum dan sesudahnya. Pertanyaan ini disampaikan pada tanggal 25 Januari 2007 di sebuah forum diskusi sufi di internet. Walau pertanyaan ini sering mendapat jawaban yang sama dari berbagai kiyai dan ustadz maupun mursyid tarekat, namun penulis mencoba mengajak pembaca untuk sejenak merenungi dan mengkaji ulang tentang esensi Makrifatullah itu.
Secara umum, Makrifatullah artinya Mengenal Allah. Dan kata-kata makrifat itu sendiri dalam bahasa arab mengandung makna ihathah yang artinya mengetahui secara penuh, maka makrifatullah dapat diartikan dengan mengenal atau mengetahui identitas zat Allah secara keseluruhan. Namun bila diartikan dengan sekedar mengenal eksistensi Allah maka siapapun dari kita pasti mampu mengetahui bahkan meyakini keberadaan-Nya, baik melalui berbagai kajian dan penelitian. Lalu bagaimana bila mengenal / mengetahui identitas Zat Allah dengan sempurna? Inilah yang mustahil !! Walau melalui suluk dan banyak berdzikir dalam tarekat. Karena Rasulullah Saw. saja tidak mampu memuji Allah karena tidak mampu mengenal / mengetahui-Nya, sebab mampu memuji adalah tanda telah mengetahui. Beliau bersabda :
" لا أحصي ثناء عليك كما أثنيت على نفسك "
Jika Rasulullah Saw. yang menjadi makhluk termulia dan teragung di sisi Allah tidak mampu memuji Allah... Apakah kita yang sehina dan sekotor ini mengaku-ngaku telah Makrifatullah ?!?!??!?!?!?!?!???
Allah Swt. berfirman :
" ولا يحيطون بشيء من علمه إلا بما شاء "
Kita tidak akan mampu mengetahui sedikit dari sebagian ilmu-ilmu Allah melainkan apa yang Ia kehendaki saja... Jikalau ilmu Allah masih banyak yang tidak kita ketahui... boro-boro ngetahuin zat-Nya ?!?!?!?
Kesimpulannya: Makrifatullah adalah suatu hal yang 100% mustahil... siapapun dari para nabi, rasul dan wali tidak ada yang mampu mencapai Makrifatullah... dengan cara apapun, baik dengan mengikuti tarekat sufi ataupun yang lainnya!
Makanya para wali Allah dijuluki dengan al-Arif Billah, bukan dengan al-Arif Lillah... karena Makrifat Billah masih mungkin, yang artinya mengetahui dengan izin Allah. Kalau Makrifatullah artinya mengetahui Allah itu sendiri, nah itu yang mustahil !!!
Islam hanya memberikan tiga martabat saja; Islam, Iman dan Ihsan... Syari'at, Tarekat dan Hakekat. Kenapa yang keempat (martabat Makrifat) didatangkan ??? dan dari mana asal-usulnya? mau menyaingi pemberian Allah ya ??? Sekali lagi, makrifatullah merupakan suatu hal yang mustahil terjadi !! Bagaimana bisa mengenal / mengetahui identitas zat Allah yang maha suci sementara para nabi, rasul dan para wali tidak ada satupun yang menjangkaunya !! Rasulullah saja tidak mampu memuji-Nya sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits di atas, apakah kita berani mengaku-ngaku kenal Allah ?!? tau Allah ?!?
Oleh karena itu kita mengucapkan Allahu Akbar. Yang artinya bukan: Allah maha besar dari segala sesuatu (Allahu Akbar min kulli syai’) karena Allah bukanlah sesuatu (syai’) sehingga ukuran-Nya dibanding-bandingkan dengan ukuran sesuatu yang lain. Allah tidak berukuran besar atau panjang. Allah tak layak dibanding-bandingkan dengan makhluk-makhluk-Nya. Makna Allahu akbar adalah: Allah maha besar untuk diketahui (Allahu Akbar min an yu’raf). Allah itu muthlaq dan tidak muqayyad oleh ruang, waktu, ukuran, bentuk maupun berat. Allah maha suci dari itu semua. Allah tidak bisa diketahui oleh siapapun. Allah maha besar untuk dideteksi atau diukur atau dikenal secara sempurna. Apapun yang terlintas di benak kita tentang-Nya maka Dia maha besar dan maha suci dari itu semua “Subhana Rabbika Rabbil-izzati amma yashifun”. Syekh Abu Yazid al-Busthami Ra. pernah ditanya: Apakah Allahu Akbar berarti Allah maha besar dari yang selain-Nya (dari segala sesuatu / dari segala-galanya)? Beliau menjawab: Tidak ada sesuatupun bersama-Nya sehingga Ia menjadi lebih besar darinya. Beliau ditanya kembali: Lalu apa maknanya? Beliau menjawab: Allahu Akbar artinya Allah maha besar untuk dikias dengan manusia atau dijadikan sebagai alat mengkias atau dijangkau oleh panca indra (Akbar min an yuqasa binnas, aw yadkhula tahtal-qiyas aw tudrikahul-hawas).
Minggu, 11 April 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar